Wednesday, February 8, 2017

Sawo (manila)

(Manila) Sawo

Tanaman ini diperkirakan berasal dari Amerikatropis -seperti Guatemala, Meksiko, dan Hindia Barat- dan di Jawa, tumbuhan ini bisa didapati di dataran rendah. Para penjajah bangsa Spanyol membawanya dari Meksiko ke Filipina, dan kemungkinan dari sana menyebar ke Asia Tenggara.
Kini sawo manila telah ditanam di banyak daerah tropis di dunia. Koleksi plasma nutfah sawo manila terdapat di Los Banos (Filipina), Queensland (Australia), India, Kuba, Brasil, Kosta Rika, Florida dan Hawaii (Amerika Serikat) dan beberapa negara lain

Sawo Mentega


Sawo mentega, sawo ubi, alkesah atau kanistel (Pouteria campechiana) adalah sejenis buah yang asalnya dari wilayah Amerika Tengah dan Meksiko bagian selatan.[1] Namun karena manfaatnya, pohon buah ini sekarang telah dibudidayakan di banyak negara, termasuk di Indonesia. Nama spesiesnya merujuk pada nama kota Campeche di Meksiko, tempat asli tumbuhan ini. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai canistel, egg fruit, atau yellow sapote.
Pemerian botanis
Pohon sawo mentega berukuran sedang, tinggi hingga 30 m; meski kebanyakan hanya mencapai 20 m. Pepagannya berwarna kelabu tua, berusuk halus, mengeluarkan getah susu (lateks) apabila dilukai.[2]
Daun-daun terkumpul di ujung ranting, bundar telur terbalik dan memanjang, agak menyerupai sudip, 6–25 × 2,5–8 cm, meruncing di pangkal dan ujungnya, berwarna hijau berkilap; bertangkai 5–25 cm. Bunga muncul di ketiak daun bagian bawah, tunggal atau mengelompok, bertangkai panjang 5–12 cm, berbilangan-5, hijau keputih-putihan, berbau harum.[2]
Buah buni berbentuk gelendong, bulat telur, bulat telur sungsang, sampai membulat, dengan ujung berparuh, 7,5–12,5 × 2–7,5 cm, berkulit tipis, licin seperti berlilin, kaku, kuning bila masak. Daging buah berwarna kuning, lembap atau agak kering menepung, berbau harum agak samar, manis. Biji besar, coklat mengilat, bentuk bulat telur, panjangnya hingga 5 cm, 1–5 butir dalam tiap buah.[2]
Kegunaan

Buah alkesah di Indonesia biasanya dimakan begitu saja setelah masak, sebagai buah segar. Namun di banyak tempat di negara lain, daging buah yang mirip dengan ubi kuning ini dicampur dengan garam dan lada, sari jeruk, atau mayones, dan dimakan segar atau setelah sebentar dipanaskan. Daging buah kanistel juga kerap dihaluskan dan dijadikan campuran es krim atau susu kocok (milkshake).[3]
Buah sawo mentega yang kaya gizi kerap dicampurkan ke kue-kue sebagai pengganti labu: dalam puding, kue dadar (pancake), kue pai ‘labu’, dan bahkan juga dijadikan selai untuk mengolesi roti.[3]
Kayunya yang berwarna coklat keabu-abuan hingga kemerah-merahan bertekstur halus, kuat, keras, dan berbobot sedang hingga berat; baik untuk membuat papan atau balok. Di Amerika Tengah, lateksnya disadap untuk campuran getah sawo manila, dijadikan bahan permen karet.[3] Pohon alkesah sering pula ditanam sebagai peneduh atau penghias taman.

Penyebaran

Sawo mentega telah dibudidayakan di banyak negara lain, seperti di Nikaragua, Panama, dan juga Kuba. Dari Kuba, pohon buah ini dibawa ke Filipina pada 1915, dan menyebar ke bagian lain Asia Tenggara. Kanistel juga banyak ditanam di Seychelles. Kini sawo mentega telah diperkebunkan di Filipina dengan hasil yang baik
Sawo Mentega
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan               : Plantae
(Tidak termasuk)    : Eudicots
(Tidak termasuk) : Asterids
Ordo : Ericales
Famili : Sapotaceae
Genus : Pouteria
Spesies : P. Campechiana
Nama binomial : Pouteria campechiana
Sinonim : LucumacampechianaKunth,Lucuma nervosaA.DC.






Sawo Manila


Sawo manila (Manilkara zapota) adalah pohonbuah yang berumur panjang. Pohon dan buahnya dikenal dengan beberapa nama seperti sawo (Ind., Jw.), sauh atau sauh manila, atau ciku (Mly.).
Nama-namanya dalam berbagai bahasa: tsiko (Filipina), ciku (Malaysia), chikoo atau sapota (India), sofeda (Bangladesh), xa pô chê atau hồng xiêm (Vietnam), rata-mi (Sri Lanka), lamoot (ละมุด) di Thailand, Laos dan Kamboja, níspero (Venezuela), sugardilly (Kep. Bahama), naseberry (Hindia Barat), sapote (Nicaragua), sapoti (Brasil), sapotillier (bahasa Perancis) dan sapodilla (bahasa Inggris).
Pemerian

Pohon yang besar dan rindang, dapat tumbuh hingga setinggi 30-40 m. Bercabang rendah, batang sawo manila berkulit kasar abu-abu kehitaman sampai coklat tua. Seluruh bagiannya mengandung lateks, getah berwarna putih susu yang kental.
Daun tunggal, terletak berseling, sering mengumpul pada ujung ranting. Helai daun bertepi rata, sedikit berbulu, hijau tua mengkilap, bentuk bundar-telur jorong sampai agak lanset, 1,5-7 x 3,5-15 cm, pangkal dan ujungnya bentuk baji, bertangkai 1-3,5 cm, tulang daun utama menonjol di sisi sebelah bawah.
Bunga-bunga tunggal terletak di ketiak daun dekat ujung ranting, bertangkai 1-2 cm, kerapkali menggantung, diameter bunga s/d 1,5 cm, sisi luarnya berbulu kecoklatan, berbilangan 6. Kelopak biasanya tersusun dalam dua lingkaran; mahkota bentuk genta, putih, berbagi sampai setengah panjang tabung.
Buah buni bertangkai pendek, bulat, bulat telur atau jorong, 3-6 x 3-8 cm, coklat kemerahan sampai kekuningan di luarnya dengan sisik-sisik kasar coklat yang mudah mengelupas, sering dengan sisa tangkai putik yang mengering di ujungnya. Berkulit tipis, dengan daging buah yang lembut dan kadang-kadang memasir, coklat kemerahan sampai kekuningan, manis dan mengandung banyak sari buah. Berbiji sampai 12 butir, namun kebanyakan kurang dari 6, lonjong pipih, hitam atau kecoklatan mengkilap, panjang lk. 2 cm, keping biji berwarna putih lilin. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji ataupun cangkok.
Kegunaan

Sawo manila merupakan buah yang sangat populer di Asia Tenggara. Wilayah ini adalah produsen dan sekaligus konsumen utama buah ini di dunia. Sawo disukai terutama karena rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut.
Kebanyakan buah sawo manila dimakan dalam keadaan segar sebagai buah meja. Akan tetapi sawo dapat pula diolah menjadi serbat (sherbet), dicampurkan ke dalam es krim, atau dijadikan selai. Sari buah sawo dapat dipekatkan menjadi sirup, atau difermentasi menjadi anggur atau cuka. Getahnya dapat dijadikan lem ataupun pernis.
Getah pohon sawo disadap di Amerika, dikentalkan menjadi chicle yang merupakan bahan permen karet alami. Getah ini juga diolah menjadi aneka bahan baku industri sebagai pengganti getah perca dan bahan penambal gigi.
Kayu sawo berkualitas bagus, tergolong kayu keras dan berat, dengan tekstur halus dan pola warna yang menarik. Kayu ini terutama disukai sebagai bahan perabot dan ukir-ukiran, termasuk untuk pembuatan patung, karena sifatnya yang mudah dikerjakan dan mudah dipelitur dengan hasil yang baik. Kayu sawo memiliki keawetan yang baik, tahan terhadap serangan jamur dan serangga. Kayu ini juga merupakan favorit anak-anak di Jawa untuk membuat gasing.
Kulit kayunya menghasilkan tanin, yang secara tradisional digunakan nelayan sebagai bahan pencelup (ubar) layar dan alat pancing. Beberapa bagian pohon sawo juga digunakan sebagai bahan obat tradisional untuk mengatasi diare (tanin yang terkandung pada kulit batang), demam (tanin dan biji), dan bahan bedak untuk memulihkan tubuh sehabis bersalin (bunga). Menurut penelitian yang dikutip Setiawan Dalimartha bahwa secara in vitro, ekstrak daun sawo manila dengan kadar 0,5%, 1%, dan 2% dapat meningkatkan kelarutan batu ginjal dan garamkalsium lainnya. Diketahui juga, bahwa daya larut ekstrak metanol lebih besar daripada ekstrak air.
Ekologi dan pemanenan

Sawo manila banyak ditanam di daerah dataran rendah, meski dapat tumbuh dengan baik hingga ketinggian sekitar 2500 mdpl. Dapat tumbuh di ketinggian 300 mdpl. Pohon sawo tahan terhadap kekeringan, salinitas yang agak tinggi, dan tiupan angin keras. Tanah yang paling cocok adalah tanah lempung berpasir yang subur dan berpengairan baik.
Sawo dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, akan tetapi pada umumnya terdapat satu atau dua musim berbuah puncak. Di Thailand, musim puncak ini berkisar antara bulan September hingga Desember, sedangkan di Filipina antara Desember – Februari.
Di India, buah akan matang pada umur sekitar 29 minggu. Buah ini biasanya dipanen dengan hati-hati dari tangkainya, ditaruh di atas tanah atau direndam air agar getahnya habis keluar, lalu dicuci dan digosok kulitnya untuk membuang sisik-sisik di bagian luar.
Buah yang baru dipetik itu masih keras, dan perlu disimpan 3-7 hari agar menjadi masak dan lunak, sehingga enak dimakan. Buah yang diperdagangkan biasanya masak dalam perjalanannya ke pasar atau sampai ke pembeli. Penyimpanan dalam suhu rendah dapat memperpanjang masa simpan buah sawo.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan                      : Plantae
Divisi                           : Magnoliophyta
Kelas                           : Magnoliopsida
Ordo                            : Ericales
Famili                          : Sapotaceace
Genus                          : Manilkara
Spesies                        : M. Zapota
Nama Binomial        : Manilkara Zapota
Sinonim                      : Achras zapota L.

Sawo Kecik

Sawo Kecik (Manilkara kauki) sering disebut juga Sawo Jawa merupakan tanaman (pohon) penghasil buah dari keluarga sawo-sawoan (Sapotaceae) yang kini mulai langka dan jarang ditemukan di Indonesia. Sawo Kecik yang menurut filosofi jawa sering diidentikkan dengan sarwo becik (serba baik). Di Yogyakarta kadang dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton.
Tanaman penghasil buah yang batangnya mempunyai kayu yang keras dan kuat sehingga sangat baik untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan, bahkan dimanfaatkan sebagai benda-benda seni seperti patung, ukir-ukiran bahkan sebagai peralatan musik seperti badan biola dan rebana.
Sawo Kecik disebut juga sebagai Sawo Jawa. Sedangkan dalam bahasa Inggris, tanaman yang mulai langka ini disebut sebagai Caqui dan Manilkara. Di beberapa negara lain disebut Khirni (India), dan Lmt Sida atau Lmt Thai (Thailand). Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin) Sawo Kecik disebut sebagai Manilkara kauki yang bersinonim dengan Mimusops kauki,dan Manilkara kaukii.
Ciri-ciri.
Pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki) berukuran sedang dengan tinggi mencapai 25 m. Diameter (garis tengah) batang pohon Sawo Kecik mampu mampu mencapai 100 cm.
Daun-daun Sawo Kecik mengelompok pada bagian ujung batang. Di permukaan bawah daun Sawo Kecik berwarna keputihan dan halus seperti beludru dengan tangkai daun tidak menebal, panjang kelopak daun 7 mm.. Kuncup bunga Sawo Kecik berbentuk bulat telur.
Buah Sawo Kecik berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang berukuran kecil dengan panjang berkisar 3.7 cm. Buah Sawo Kecik mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis namun mudah dikelupas. Buah Sawo Kecik, bila mask mempunyai rasa yang manis dan kadang-kadang terasa sedikit agak sepat.
Sawo kecik tumbuh subur di daerah pesisir (pantai) yang beriklim kering hingga daerah berketinggian sekitar 500 meter dpl. Pohon langka ini sering ditanam sebagai pohon peneduh, pohon buah (untuk dikonsumsi buahnya), dan sebagai pohon ornament yang biasa ditanam di dekat kuil atau istana.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan                      : Plantae
Divisi                           : Magnoliophyta
Kelas                           : Magnoliopsida
Ordo                            : Ericales
Famili                          : Sapotaceae
Genus                          : Manilkara
Spesies                        : M. kauki
Nama binomial        : Manilkara kauki
Sinonim                      : Mimusops kaukiL.
Manilkara kaukii


https://leliisriani94.wordpress.com/2014/01/29/asal-usul-dan-penyebaran-9/

Lidah mertua (Sansevieria Trifasciata Prain)

Lidah Mertua
(Sansevieria Trifasciata Prain)
Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen , tegak, dengan ujung meruncing. Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir , hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang , Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan. Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbonduoksida, benzene , formaldehyde, dan trichloroethylene .
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
•Jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50–75 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuh subur.
•Jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3–6 cm.
Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning . Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag. Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian NASA bekerja sama dengan ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu mengurangi polusi tersebut.
Ditinjau berdasarkan jenisnya sansevieria ada dua jenis :
•Pertama, sansevieria keturunan asli atau spesies
•Kedua, jenis hasil persilangan atau hibridasi yang bisa disebut dengan jenis sansevieria hibrid. Dari bentuk hibrid inilah sansevieria akan tercipta dengan karakter dan fisik yang berbeda dari induknya atau yang sering disebut dengan spesies hibrid atau sansevieria hibrid. Mutasi sansevieria juga dapat terjadi dari perbanyakan melalui stek daun.
Cara perawatan sansivera :
1. Sansivera akan dapat bertahan hidup jika ditempatkan di luar ruangan maupun di dalam ruangan tanpa cahaya matahari langsung. Usahakan dalam dua hari sekali menempatkan pot sansivera di area yang dapat terkena cahaya matahari, khususnya cahaya matahari pagi.
2. Menyiram sansivera tidak perlu setiap hari. Dua kali dalam satu minggu penyiraman saja sudah cukup untuk membuat pertumbuhan lidah mertua ini subur dan sehat. Ini karena memang sifat tanaman ini sudah demikian adanya. Malah jika dipaksakan disiram secara teratur, sansivera bisa membusuk.
3. Pupuk yang paling bagus diberikan pada lidah buaya adalah pupuk yang dapat terurai dalam jangka waktu yang lama.
Manfaat dari lidah mertua :
•Penyerap polusi terbanyak
•Membantu menyerap radiasi
•Kaya akan produksi oksigen
•Cocok digunakan sebagai pagar rumah
•Sebagai bahan kreasi anyaman
•Sebagai bentuk aroma teraphi
•Bentuk antiseptic
•Membantu mengobati wasir
•Membantu menyembuhkan sakit kepala
•Membantu menurunkan resiko diabetes
•Aktif membantu mengurangi sick building syndrome
Keterangan.
Klasifikasi ilmiah
Nama latin: Sansevieria hyacinthoides
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk): Angiospermae
(tidak termasuk): Monokotil
Ordo: Asparagales
Famili: Ruscaceae
Genus: Sansevieria Thunb.
Spesies:
Sansevieria cylindrica
Sansevieria ehrenbergii
Sansevieria hyacinthoides
Sansevieria trifasciata
Sumber :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sansevieria
manfaat.co.id/13-manfaat-lidah-mertua-bagi-kesehatan-lingkungan-dan-rambut

Pohon Mangga (mangifera indica)

(Mangifera Indica) Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica.

Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10–40 m.

Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”.

Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.).

Pemeliharaan Sunting


Pohon mangga tua di tengah kota

Bunga mangga yang berkarang
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.

Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30–60 cm.

Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset).

Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8–40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga:

Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih.

Bunga Sunting
Berumah satu (monoecious), bunga mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan, sampai 40 cm panjangnya. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.

Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelamin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6–8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang menentukan terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%.

Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8. Warnanya kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.

Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.

Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.

Buah Sunting
Mangga
Mango and cross section edit.jpg
Nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi 250 kJ (60 kcal)
Karbohidrat 15 g
- Gula 13.7
- Serat pangan 1.6 g
Lemak 0.38 g
Protein 0.82 g
Vitamin A equiv. 54 μg (6%)
- beta-karotena 640 μg (6%)
- lutein dan zeaxanthin 23 μg
Tiamina (Vit. B1) 0.028 mg (2%)
Riboflavin (Vit. B2) 0.038 mg (3%)
Niasin (Vit. B3) 0.669 mg (4%)
Asam Pantotenat (B5) 0.197 mg (4%)
Vitamin B6 0.119 mg (9%)
Folat (Vit. B9) 43 μg (11%)
Vitamin C 36.4 mg (61%)
Vitamin E 0.9 mg (6%)
Vitamin K 4.2 μg (4%)
Kalsium 11 mg (1%)
Besi 0.16 mg (1%)
Magnesium 10 mg (3%)
Mangan 0.063 mg (3%)
Fosfor 14 mg (2%)
Kalium 168 mg (4%)
Natrium 1 mg (0%)
Zink 0.09 mg (1%)
Link to USDA Database entry
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
Sumber: Data Nutrisi USDA
Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat (misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung, indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang (mangga golek). Panjang buah kira-kira 2,5–30 cm. Pada bagian ujung buah, ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan ke bagian perut.

Kulit buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning atau krem, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan berserat. Biji ini terdiri dari dua keping; ada yang monoembrional dan ada pula yang poliembrional.

Kandungan Gizi Buah Mangga Sunting

Nilai Kandungan gizi Mangga per 100 g (3.5 oz, Energi 272 kJ (65 kcal), Karbohidrat 17,00 g, Gula 14,8 g, Diet serat 1,8 g, Lemak 0,27 g, Protein 0,51 g, Vitamin A equiv. 38 mg (4%), Beta-karoten 445 mg (4%), Thiamine (Vit. B1) 0.058 mg (4%), Riboflavin (Vit. B2) 0,057 mg (4%), Niacin (Vit. B3) 0,584 mg (4%), Asam pantotenat (B5) 0,160 mg (3%), Vitamin B6 0,134 mg (10%), Folat (Vit. B9) 14 mg (4%), Vitamin C 27,7 mg (46%), Kalsium 10 mg (1%), Besi 0,13 mg (1%), Magnesium 9 mg (2%), Fosfor 11 mg (2%), Kalium 156 mg (3%), Seng 0,04 mg (0%). Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang dewasa.[1]

Hasil dan kegunaan Sunting

Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk irisan atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan lain-lain. Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging.

Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan pada masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat dijadikan arang yang baik.

Daun mangga mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak etil asetat yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen, sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia.[2]

Mangga terutama dihasilkan oleh negara-negara India, Tiongkok, Meksiko, Thailand, Pakistan, Indonesia, Brasil, Filipina, dan Bangladesh. Total produksi dunia pada tahun ‘80an sekitar 15 juta ton, namun hanya sekitar 90.000 ton (1985) yang diperdagangkan di tingkat dunia. Artinya, sebagian besar mangga dikonsumsi secara lokal.

Sementara itu pasar utama mangga adalah Asia Tenggara, Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Singapura, Hong Kong dan Jepang merupakan pengimpor yang terbesar di Asia. Gambaran produksi mangga tahun 2007 dapat dilihat pada tabel di bawah.

Sepuluh Produsen Mangga Teratas tahun 2007
Negara Produksi dalam Ton Catatan
India 13.501.000 F
Republik Rakyat Tiongkok 3.752.000 F
Meksiko 2.050.000 F
Thailand 1.800.000 F
Pakistan 1.719.180 F
Indonesia 1.620.000 F
Brasil 1.546.000 F
Filipina 975.000 F
Nigeria 734.000 F
Vietnam 370.000 F
Dunia 33.445.279 A
Tanpa simbol = data resmi
P = data resmi, F = perkiraan FAO
* = data tak resmi/setengah resmi
C = data hasil perhitungan
A = data gabungan (resmi, tak resmi, dan atau hasil perhitungan)
Sumber

Food And Agricultural Organization of United Nations: Economic And Social Department: The Statistical Division
Trivia Sunting

Mangga memiliki nilai-nilai kultural yang tinggi, khususnya di pelbagai negara di Asia bagian selatan. Di Filipina, buah ini merupakan simbol nasional. Dalam kitab suci Weda agama Hindu, mangga dianggap sebagai “hidangan para dewa”. Daun-daun mangga kerap digunakan secara ritual dalam dekorasi upacara perkawinan atau keagamaan Hindu.

Jenis yang berkerabat Sunting

Mangga sekerabat dengan bacang (M. foetida), kemang (M. kemanga), kuweni (M. odorata), kasturi dan banyak lagi. Daftar kerabat mangga selengkapnya dapat dilihat pada uraian mengenai marga Mangifera.

Wednesday, January 25, 2017

Bunga Kertas ( bouganvillea )


Bunga kertaz (bougainvillea)

Bougainvillea, terutama B. glabra). Bugenvil disebut tanaman bunga kertas karena

bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri – ciri seperti kertas. Nama

Inggris bunga ini adalah Bougainvillea yang diambil dari nama Sir Louis Antoine de

Bougainville, seorang prajurit AL Perancis. Antara jenis pokok bunga kertas tersohor

ialah Bougainvillea ‘Elizabeth Angus’; Bougainvillea ‘Red’; Bougainvillea Pultonii;

Bougainvillea ‘Easter Parade’ dan Bougainvillea ‘Lady Mary Baring’.

Tanaman ini Berasal dari Amerika Selatan, tanaman ini sering ditanam di taman dan

kawasan perumahan. Pada waktu tanaman ini berbunga, tanaman ini mempunyai

kebiasaan merontokkan beberapa daunnya. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar

tumbuh tegak. (Seludang bunga ( atau spatha) merupakan daun pelindung, yang

seringkali berukuran besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum

mekar. Seludang bunga dapat dijumpai pada struktur generatif ("bunga") tumbuhan

anggota suku aren-arenan (Arecaceae dan suku talas-talasan (Araceae). Seludang bunga

sebenarnya merupakan suatu bentuk khusus dari daun pelindung (bractea)).

 Klasifikasi Bunga Kertas

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Divisi : Tracheobionta

Sub Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllanae

Famili : Nytaginaceae

Genus : Bougainvillea.

Spesies : Bougainvillea glabra, Bougainvillea spinosa, Bougainvillea

spectabilis, Bougainvillea peruviana, dan Bougainvillea buttiana.

 Ciri-ciri Bunga Kertas

1. Akar

Akar bunga kertas tunggang, tumbuh vertikal, berserabut, dan melebar. Perakaran

bunga kertas ini akan menembus media tanah mencapai kedalaman 50-80 cm bahkan

lebih tergantung varietesnya.

2. Batang

Batang bunga kertas perdu, tegak lurus mencapai ketinggian 2-3 m bahkan lebih,

dengan permukaan halus hingga kasar dan berwarna kecoklatan. Selain itu, batang juga

berkayu, berbentuk bulat memanjang dan berduri kecil serta memiliki percabangan

banyak.

3. Daun

Daun bunga kertas bulat oval memanjang dengan panjang 1-4 cm, bagian tepi

permukaan daun rata, pertulangan menyirip antara 3-5 bahkan lebih, dan juga daun

berwarna kehijauan muda hingga tua. Daun tanaman ini juga memiliki pertangkaian

pendek dengan panjang 0,5-1 cm berwarna kecoklatan muda.

4. Bunga

Bunga kertas tidak lengkap, yang terdiri dari beberapa macam diantaranya tangkai,

tenda bunga, kepala putik, tangkai putik, benang sari dan tangkai sari. Bunga ini

biasanya muncul pada ketiakdaun, dengan berbentuk majemuk atau payung yang

tersusun.Bunga kertas ini juga tersusun dalam anakan payung yang bertangkai dengan

jumlah 1-7 anakan, masing – masing anakan memiliki 3 bunga. Pada umumnya, bunga

kertas ini memiliki warna yang sangat beragam mulai dari putih, merah mudah dan tua,

jingga, unggu dan lain – lain.

 Kandungan Zat

Kembang kertas atau bougainville atau bugenfil mempunyai rasa pahit, kelat, dan hangat.

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam bugenfil di antaranya betanidin,

isobetanidin, 6-o- P-saphoroside, dan 6-o- rhamnosysophoroside.

 Khasiat Bunga Kertas

1.Bisul

Cuci bersih bunga bugenfil dan daun cocor bebek (Kalanchoe pillnata {Lam.}Pers.)

secukupnya. Tumbuk kedua bahan tersebut sampai halus lalu tempelkan pada bisul.

Lakukan secara rutin sampai bisul peed’. Ramuan ini hanya digunakan sebagai obat luar.

2. Biang keringat dan gatal-gatal (pruritis)

Cuci bersih bunga bugenfil, daun sirih (Piper betle L.), dan daun lidah buaya (Aloe

uera) yang sudah dikupas, masing-masing secukupnya. Rebus semua bahan tersebut

sampai mengental lalu dinginkan. Oleskan cairan kental (gel) ini pada biang keringat dan

bagian yang gatal. Lakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan sampai biang

keringat serta gatal-gatal hilang. Ramuan ini hanya digunakan sebagai obat luar.

3. Hepatitis

Cuci 15 g batang bugenfil sampai bersih lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1

gelas. Saring air rebusannya lalu minum saat hangat sebanyak 1 gelas sehari.

4. Haid tidak teratur

Cuci bersih 9-15 g bunga bugenfil dan 15 g umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.)

sampai bersih. Rebus semua bahan dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring air

rebusannya lalu minum 1 gelas sehari.



Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Bougenville ;

http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan- morfologi-bunga- kertas/ ;

http://tanaman-- herbal.blogspot.co.id/2014/10/manfaat-dan- khasiat-bunga-

bougenville.html
Www.popeti.com

Friday, January 20, 2017

Palem Raja (Roystonea regia)




Palem Raja (Roystonea regia)

adalah sekelompok palem (10 jenis) yang dikelompokkan dalam marga Roystonea.

Tumbuhan ini berasal dari daerah Karibia dan Amerika tropika. Nama Roystonea diambil dari nama

seorang insinyur yang bekerja di kemiliteran AS, Roy Stone. Salah satu anggotanya, R. regia biasa

ditanam di pinggir jalan atau di taman-taman.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Roystonea

Spesies : Roystonea regia

 Nama Daerah : Palem raja

Nama Ilmiah : Roystonea regia

Deskripsi Tumbuhan :

Palem raja termasuk suku Arecaceae (palem-paleman), merupakan tumbuhan biji tertutup

(Angiospermae) yaitu biji buahnya terbungkus danging.

1. Habitat

Palem raja (Roystonea regia) banyak di temukan di pulau Jawa. Palem raja bisa ditemukan di

berbagai tempat sampai dan bahkan mampu tumbuh pada ketinggian 1.400 m di atas

permukaan laut.

1. Habitus

Palem raja (Roystonea regia) merupakan tumbuhan pohon atau panjatan. Palem raja adalah

tumbuhan yang tak bercabang dan tumb.uh tegak ke atas.Tumbuhan ini bisa tumbuh hingga

mencapai tinggi 20 m.

1. Morfologi Secara Umum

2. Daun (folium)

Daun palem raja termasuk daun yang sempurna karena telah memiliki pelepah. tangkai dan

helain daun. Daunnya juga termasuk majemuk karena mempunyai anak-anak daun.

1. Bangun Daun (circumscriotion)

Palem raja (Roystone regia) mempunyai baungun daun yang memanjang. Sedangkan anak

daunnya memiliki bangun daun yang memanjang seprti pedang.

1. Ujung Daun (Apek folii)

Paelm raja (Roystone regia) mmiliki ujung daun yang runcing.

1. Pangkal Daun

Pangkal daun palem raja (Roystone regia) berbentuk bundar.

1. Susunan Tulang Daun (Nervetio atau venation)

Susunan tulang daun dari palem raja ini berbentuk menyirip Yaitu, satu ibu tulang daun

membujur pada tengah daun, dari pangkal sampai ke ujung daun, Sedangkan anak daunnya

bertulang daun sejajar karena mempunyai bangun

daun pedang.

1. Tepi Daun (Margo folii)

Palem raja (Roystone regia)  memiliki tepi daun yang rata.

1. Daging Daun (Intervinium)

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

 Warna

Palem raja (Roystone regia) memiliki daging daun berwarna hijau tua.

 Permukaan Daun

Permukaan daun palem raja jika di pegang terasa licin baik permukaan atas bawah dan

daging daunnya keras seperti kertas. Serta bagian atas lebih memiliki hijau yang lebih tua

dari pada bagian bawahnya.

2. Akar

Akar palem raja berupa akar serabut. Radikula pada bibit terus tumbuh memanjang kea rah

bawah selama 6 bulan terus menerus dan panjang akar mencapai 15 cm. Akar primer  terus

berkembang.  Susunan akar terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertical ke dalam tanah

dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder ke atas

dan ke bawah. Akhirnya cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier,

begitu seterusnya. Kedalaman perakaran palem raja bisa mencapai 8 meter dan 16 meter kea

rah horizontal. Akar palem raja tidak berbuku ujungnya runcing dan berwarna putih atau

keabu-abuan.

3. Batang

Batang berbentuk bulat besar. Batang (biasanya tidak bercabang) dengan daun di ujung

batang seperti mahkota, batang bisa tinggi mencapai 30 m. Batang ini juga mempunyai

permukaan halus dan kadang terdapat bekas pelepah daun yang gugur. Batangnya beruas-ruas

dan tidak memiliki kambium sejati. Bila diiris melintang, batangnya memperlihatkan saluran

pembuluh yang menyebar di bagian dalamnya. Luka batang ini cenderung tidak tertutup

kembali, justru malah membesar atau malah membusuk.

4. Bunga

Bunga dalam perbungaan panikula atau spadiks yang diliputi oleh spata yang bisa mengayu.

Setiap bunga uniseksual atau biseksual, (tumbuhan berumah satu), aktinomorf atau sedikit

zigomorf, trimer, sepal 3 lepas atau menyatu, valvatus, pada bunga betina, jarang berupa tepal

2+2, atau perinthium tereduksi atau tidak ada, stamen umumnya 6 dalam 2 lingkaran.

Bentuk bunga jantan jantan dan bunga betina dapat dibedakan ketika masih seludang. Bentuk

bunga jantan lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dengan garis tengah

lebih kecil sedangkan bentuk bunga betina agak bulat dengan ujung kelopak agak rata serta

garis tengah bunga agak tebal.

5. Buah

Buah berbentuk bulat bulat. Buahnya biasanya memiliki kulit luar yang relatif tebal, yang

menutupi bagian dalam (mesokarpium) yang berair atau berserat. Buah terbentuk setelah

penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan dari penyerbukan sampai buah matang

kurang lebih 5-6 bulan. Secara anatomi, buah palem raja terdiri dari dua bagian utama, yaitu

bagian yang pertama adalah perikaprium yang terdiri dari epikaprium dan mesokaprium,

sedangkan yang kedua adalah biji yang terdiri dari endokaprium, endosperm, dan lembaga

atau embrio. Epikaprium adalah kulit buah yang kerak dan licin, sedangkan mesokarpium

yaitu daging buah yang berserabut mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi,

Sedangkan lembaga merupakan bakal tanaman.

6. Biji

Biji dilindungi oleh lapisan buah bagian dalam (endokarpium) yang keras dan berkayu. Serat

buah dikenal juga sebagai sabut. Di dalam batok terdapat biji yang ketika buah masih muda

relatif cair dan berangsur-angsur membentuk endapan yang semakin lama mengeras.

Endapan ini biasanya mengandung banyak lemak dan protein. Beberapa jenis masih

menyisakan cairan di dalamnya.

Manfaat Palem Raja

Palem raja mempunyai beberapa manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai tanam hias taman. Sering kita lihat di taman-taman kota.

2. Sebagai penghias pekarangan rumah

3. Sebagai kayu bakar (pelepah) di daerah pedesaan

4. Sebagai pohon penyejuk udara

5. Sebagai pekakas bangun

Berbagai jenis palem termasuk jenis serbaguna. Dari kegunaan, jenis-jenis palem dalat

dikelompokkan sebagia berikut :

1. Sumber karbohidrat, baik dalam bentuk pati maupun gula contoh aren

2. Sumber minyak. Sudah sejak lama masyarakat Indonesia memanfaatkan kelapa untuk

minyak goring

3. Sumber bahan anyaman. rotan merupakan bahan anyaman yang berkulit tinggi.

Beberapa jenis palem juga menghasilkan daun yang dapat dianyam.

4. Sumber bahan bangunan. Ada jenis-jenis palem yang mempunyai batang yang kuat

untuk pengganti kayu.

5. Sumber bahan penyegar. Ada tempat-tempat di Indonesia yang masyarakatnya masih

menyirih

6. Sebagai tanaman hias. Banyak jenis palem yang sudah dimanfaatkan untuk tanaman

hias jalan.


Sumber: http://ahmadmasduki.web.unej.ac.id/2015/09/15/palem-raja- roystonea-regia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Palem_raja

Pohon Tanjung ( Mimusops Elengi )



Tanjung (Mimusops elengi) 

adalah sejenis pohon yang berasal dari India, Sri Lanka dan
Burma. Telah masuk ke Nusantara semenjak berabad-abad yang silam, pohon ini juga dikenal

dengan nama-nama seperti tanjong (Bug., Mak.), tanju (Bim.), angkatan, wilaja (Bal.),

keupula cangè (Aceh), dan kahekis, karikis, kariskis, rekes (aneka bahasa di Sulut) [1] . Pohon

tanjung berbunga harum semerbak dan bertajuk rindang, biasa ditanam di taman-taman dan

sisi jalan.

Asal usul Tanjung

Pohon Tanjung  (Mimusops elengi) memiliki ciri khas yaitu berbunga harum dan bertajuk

rindang. Ia biasa ditanam di taman-taman dan pinggir jalan sebagai peneduh.

Aslinya konon pohon ini berasal dari India, Sri Lanka, dan Burma. Sejak berabad-abad silam,

ia telah masuk ke Nusantara dan dikenal dengan banyak nama.

Di Bugis, Makassar disebut dengan tanjong, di Bima tanjo, di Bali dikenal dengan nama

angkatan atau wilaja.  Di Aceh ia desebut keupula cangè  sementara di Sulawesi Utara

disebut kahekis, karikis, kariskis atau rekes.

Morfologi Pohon Tanjung

Pohon Tanjung umumnya berukuran sedang dan dapat tumbuh hingga ketinggian 25 meter.

Memiliki daun-daun tunggal, tersebar dan bertangkai panjang.

Daun yang termuda berambut coklat dan segera gugur. Helaian daun berbentuk bulat telur

hingga lonjong dengan panjang 9 –16 cm, bertepi rata namun menggelombang.

Bunganya berkelamin dua, sendiri atau berdua menggantung di ketiak daun, berbilangan 8

dan berbau semerbak. Bunganya yang wangi mudah rontok. Bunga-bunga yang rontok ini

kerap dikumpulkan orang di pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau juga untuk

hiasan.

Berkhasiat Obat

Tanjung juga ternyata bermanfaat untuk kesehatan.  Air rebusan pepagan kulit batangnya

digunakan sebagai obat penguat dan obat demam. Rebusan pepagan beserta bunganya juga

digunakan untuk meringankan murus yang disertai demam.

Rebusan kulit pohon Tanjung berkhasiat untuk mengatasi sakit gigi dan menghilangkan nafas

berbau.  Caranya, air rebusan tersebut dijadikan obat kumur selama minimal empat hari

berturut-turut.  Air rebusan tersebut juga berguna untuk mencuci luka.

Daunnya juga menyimpan banyak manfaat.  Daun Tanjung yang segar dapat digunakan

sebagai tapal obat sakit kepala dengan cara digerus halus.

Daun Tanjung bisa dirajang sebagaimana tembakau lalu dicampur sedikit serutan kayu

secang dan dilinting dengan daun pisang tua. Ramuan ini kemudian dihisap seperti rokok

untuk mengobati sariawan mulut.

Akarnya yang dicampur dengan cuka dapat digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan.

Kulit akarnya ini mengandung banyak tanin dan sedikit alkaloid yang tidak beracun.

Pengharum

Buah Tanjung juga dapat dimakan. Saat masih muda, buah Tanjung berwarna hijau dan jika

sudah masak akan berwarna kuning kemerahan. Rasanya manis dan agak sepat.

Bunga Tanjung banyak dimanfaatkan sebagai pengharum. Untuk mengharumkan ruangan,

caranya dengan meletakan segenggam bunga tanjung di dalam ruangan.

Sedangkan sebagai aroma terapi, ambil segenggam bunga Tanjung lalu rebus dalam 4 liter air

hingga mendidih.  Lalu campur dengan air dingin hingga suhunya suam-suam kuku. 

Campuran tersebut digunakan untuk mandi, maka tubuh Anda akan wangi dan

kehangatannya akan membuat pikiran terasa nyaman.

Untuk mewangikan rambut, rendam bunga tanjung di dalam minyak kelapa lalu dilumurkan

ke rambut.

Sifat-sifat Kayu

Kayu Tanjung bersifat padat, berat, dan keras. Biasa dimanfaatkansebagai bahan pasak dalam

pembuatan perahu, tangkai tombak dan tangkai perkakas lain, almari dan mebel, serta untuk

tiang rumah.  Juga baik untuk dijadikan bahan ukiran, patung, penutup lantai, jembatan, serta

untuk bantalan rel kereta api.

Kayu Tanjung tergolong kayu yang mudah dikerjakan dengan hasil yang amat baik. Ia dapat

diserut, dibor, dilubangi persegi, dan diamplas dengan hasil yang sangat baik, serta dibentuk

dan dibubut dengan hasil yang baik hingga sangat baik.

Kayu teras Tanjung berwarna coklat tua, sedangkan warna kayu gubalnya lebih muda dengan

batas-batas yang jelas. Teksturnya halus dan merata, dengan arah serat lurus, agak

bergelombang, atau sedikit berpadu. Berat jenis kayu tanjung berkisar antara 0,92 – 1,12

(rata-rata 1,00), dan termasuk kelas kuat I.

Keawetan kayu tanjung termasuk dalam kelas I-II. Daya tahan kayu tanjung terhadap jamur

pelapuk kayu termasuk kelas II, sementara terhadap rayap kayu kering termasuk kelas IV

(tidak awet, red). Dalam pada itu, keterawetannya tergolong sedang.

Sayangnya, kayu tanjung tidak mudah dikeringkan dengan hasil yang baik. Sebab, apabila

dikeringkan, kayu ini cenderung melengkung, pecah ujung, dan retak-retak permukaannya.

Tanjung dan Masyarakat Jawa

Tanjung juga menempati posisi tersendiri di tengah masyarakat Jawa. Pohon Tanjung adalah

salah satu pohon yang banyak ditanam di pekarangan rumah beradat Jawa, selain beringin,

gayam, sawo kecik, asem, kemuning, keben dan kepel.

Konon nama Tanjung adalah paduan kata “ta” dan “jung”. “Ta” berasal dari kata tandha, dan

“jung” diartikan sebagai ajhunjhung. Paduan kedua kata tersebut menyiratkan ajakan kepada

semua orang untuk selalu menjunjung tinggi ajaran agama.

Manfaat Lingkungan

Tanjung merupakan salah satu jenis tanaman pohon yang cukup prospektif untuk

dipergunakan dalam program pengembangan hutan kota, karena memiliki multi fungsi.

Tanjung bermanfaat sebagai peneduh.  Luas keteduhan yang dapat dinaungi mencapai 125

meter persegi tergantung usia pohon. Buah tanjung yang bisa dimakan itu juga menarik

perhatian burung.

Walaupun kemampuan pohon tanjung dalam menyerap unsur pencemar timbal (Pb) relatif

rendah, tetapi pohon ini tidak mudah rusak oleh pencemaran udara. Tanjung juga  baik untuk

meredam suara dan debu.

Klasifikasi ilmiah Tanjung

Kerajaan : Plantae

Ordo : Ericales

Famili : Sapotaceae

Genus : Mimusops

Spesies : Mimusops elengi

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_(pohon)

Pucuk Merah ( Syzygium Oleana )

Image result for tanaman pucuk merah
Pucuk Merah ( Syzygium Oleana )