adalah sejenis pohon yang berasal dari India, Sri Lanka dan
Burma. Telah masuk ke Nusantara semenjak berabad-abad yang silam, pohon ini juga dikenal
dengan nama-nama seperti tanjong (Bug., Mak.), tanju (Bim.), angkatan, wilaja (Bal.),
keupula cangè (Aceh), dan kahekis, karikis, kariskis, rekes (aneka bahasa di Sulut) [1] . Pohon
tanjung berbunga harum semerbak dan bertajuk rindang, biasa ditanam di taman-taman dan
sisi jalan.
Asal usul Tanjung
Pohon Tanjung (Mimusops elengi) memiliki ciri khas yaitu berbunga harum dan bertajuk
rindang. Ia biasa ditanam di taman-taman dan pinggir jalan sebagai peneduh.
Aslinya konon pohon ini berasal dari India, Sri Lanka, dan Burma. Sejak berabad-abad silam,
ia telah masuk ke Nusantara dan dikenal dengan banyak nama.
Di Bugis, Makassar disebut dengan tanjong, di Bima tanjo, di Bali dikenal dengan nama
angkatan atau wilaja. Di Aceh ia desebut keupula cangè sementara di Sulawesi Utara
disebut kahekis, karikis, kariskis atau rekes.
Morfologi Pohon Tanjung
Pohon Tanjung umumnya berukuran sedang dan dapat tumbuh hingga ketinggian 25 meter.
Memiliki daun-daun tunggal, tersebar dan bertangkai panjang.
Daun yang termuda berambut coklat dan segera gugur. Helaian daun berbentuk bulat telur
hingga lonjong dengan panjang 9 –16 cm, bertepi rata namun menggelombang.
Bunganya berkelamin dua, sendiri atau berdua menggantung di ketiak daun, berbilangan 8
dan berbau semerbak. Bunganya yang wangi mudah rontok. Bunga-bunga yang rontok ini
kerap dikumpulkan orang di pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau juga untuk
hiasan.
Berkhasiat Obat
Tanjung juga ternyata bermanfaat untuk kesehatan. Air rebusan pepagan kulit batangnya
digunakan sebagai obat penguat dan obat demam. Rebusan pepagan beserta bunganya juga
digunakan untuk meringankan murus yang disertai demam.
Rebusan kulit pohon Tanjung berkhasiat untuk mengatasi sakit gigi dan menghilangkan nafas
berbau. Caranya, air rebusan tersebut dijadikan obat kumur selama minimal empat hari
berturut-turut. Air rebusan tersebut juga berguna untuk mencuci luka.
Daunnya juga menyimpan banyak manfaat. Daun Tanjung yang segar dapat digunakan
sebagai tapal obat sakit kepala dengan cara digerus halus.
Daun Tanjung bisa dirajang sebagaimana tembakau lalu dicampur sedikit serutan kayu
secang dan dilinting dengan daun pisang tua. Ramuan ini kemudian dihisap seperti rokok
untuk mengobati sariawan mulut.
Akarnya yang dicampur dengan cuka dapat digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan.
Kulit akarnya ini mengandung banyak tanin dan sedikit alkaloid yang tidak beracun.
Pengharum
Buah Tanjung juga dapat dimakan. Saat masih muda, buah Tanjung berwarna hijau dan jika
sudah masak akan berwarna kuning kemerahan. Rasanya manis dan agak sepat.
Bunga Tanjung banyak dimanfaatkan sebagai pengharum. Untuk mengharumkan ruangan,
caranya dengan meletakan segenggam bunga tanjung di dalam ruangan.
Sedangkan sebagai aroma terapi, ambil segenggam bunga Tanjung lalu rebus dalam 4 liter air
hingga mendidih. Lalu campur dengan air dingin hingga suhunya suam-suam kuku.
Campuran tersebut digunakan untuk mandi, maka tubuh Anda akan wangi dan
kehangatannya akan membuat pikiran terasa nyaman.
Untuk mewangikan rambut, rendam bunga tanjung di dalam minyak kelapa lalu dilumurkan
ke rambut.
Sifat-sifat Kayu
Kayu Tanjung bersifat padat, berat, dan keras. Biasa dimanfaatkansebagai bahan pasak dalam
pembuatan perahu, tangkai tombak dan tangkai perkakas lain, almari dan mebel, serta untuk
tiang rumah. Juga baik untuk dijadikan bahan ukiran, patung, penutup lantai, jembatan, serta
untuk bantalan rel kereta api.
Kayu Tanjung tergolong kayu yang mudah dikerjakan dengan hasil yang amat baik. Ia dapat
diserut, dibor, dilubangi persegi, dan diamplas dengan hasil yang sangat baik, serta dibentuk
dan dibubut dengan hasil yang baik hingga sangat baik.
Kayu teras Tanjung berwarna coklat tua, sedangkan warna kayu gubalnya lebih muda dengan
batas-batas yang jelas. Teksturnya halus dan merata, dengan arah serat lurus, agak
bergelombang, atau sedikit berpadu. Berat jenis kayu tanjung berkisar antara 0,92 – 1,12
(rata-rata 1,00), dan termasuk kelas kuat I.
Keawetan kayu tanjung termasuk dalam kelas I-II. Daya tahan kayu tanjung terhadap jamur
pelapuk kayu termasuk kelas II, sementara terhadap rayap kayu kering termasuk kelas IV
(tidak awet, red). Dalam pada itu, keterawetannya tergolong sedang.
Sayangnya, kayu tanjung tidak mudah dikeringkan dengan hasil yang baik. Sebab, apabila
dikeringkan, kayu ini cenderung melengkung, pecah ujung, dan retak-retak permukaannya.
Tanjung dan Masyarakat Jawa
Tanjung juga menempati posisi tersendiri di tengah masyarakat Jawa. Pohon Tanjung adalah
salah satu pohon yang banyak ditanam di pekarangan rumah beradat Jawa, selain beringin,
gayam, sawo kecik, asem, kemuning, keben dan kepel.
Konon nama Tanjung adalah paduan kata “ta” dan “jung”. “Ta” berasal dari kata tandha, dan
“jung” diartikan sebagai ajhunjhung. Paduan kedua kata tersebut menyiratkan ajakan kepada
semua orang untuk selalu menjunjung tinggi ajaran agama.
Manfaat Lingkungan
Tanjung merupakan salah satu jenis tanaman pohon yang cukup prospektif untuk
dipergunakan dalam program pengembangan hutan kota, karena memiliki multi fungsi.
Tanjung bermanfaat sebagai peneduh. Luas keteduhan yang dapat dinaungi mencapai 125
meter persegi tergantung usia pohon. Buah tanjung yang bisa dimakan itu juga menarik
perhatian burung.
Walaupun kemampuan pohon tanjung dalam menyerap unsur pencemar timbal (Pb) relatif
rendah, tetapi pohon ini tidak mudah rusak oleh pencemaran udara. Tanjung juga baik untuk
meredam suara dan debu.
Klasifikasi ilmiah Tanjung
Kerajaan : Plantae
Ordo : Ericales
Famili : Sapotaceae
Genus : Mimusops
Spesies : Mimusops elengi
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_(pohon) |
Friday, January 20, 2017
Pohon Tanjung ( Mimusops Elengi )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment