Friday, January 20, 2017

Pohon Tanjung ( Mimusops Elengi )



Tanjung (Mimusops elengi) 

adalah sejenis pohon yang berasal dari India, Sri Lanka dan
Burma. Telah masuk ke Nusantara semenjak berabad-abad yang silam, pohon ini juga dikenal

dengan nama-nama seperti tanjong (Bug., Mak.), tanju (Bim.), angkatan, wilaja (Bal.),

keupula cangè (Aceh), dan kahekis, karikis, kariskis, rekes (aneka bahasa di Sulut) [1] . Pohon

tanjung berbunga harum semerbak dan bertajuk rindang, biasa ditanam di taman-taman dan

sisi jalan.

Asal usul Tanjung

Pohon Tanjung  (Mimusops elengi) memiliki ciri khas yaitu berbunga harum dan bertajuk

rindang. Ia biasa ditanam di taman-taman dan pinggir jalan sebagai peneduh.

Aslinya konon pohon ini berasal dari India, Sri Lanka, dan Burma. Sejak berabad-abad silam,

ia telah masuk ke Nusantara dan dikenal dengan banyak nama.

Di Bugis, Makassar disebut dengan tanjong, di Bima tanjo, di Bali dikenal dengan nama

angkatan atau wilaja.  Di Aceh ia desebut keupula cangè  sementara di Sulawesi Utara

disebut kahekis, karikis, kariskis atau rekes.

Morfologi Pohon Tanjung

Pohon Tanjung umumnya berukuran sedang dan dapat tumbuh hingga ketinggian 25 meter.

Memiliki daun-daun tunggal, tersebar dan bertangkai panjang.

Daun yang termuda berambut coklat dan segera gugur. Helaian daun berbentuk bulat telur

hingga lonjong dengan panjang 9 –16 cm, bertepi rata namun menggelombang.

Bunganya berkelamin dua, sendiri atau berdua menggantung di ketiak daun, berbilangan 8

dan berbau semerbak. Bunganya yang wangi mudah rontok. Bunga-bunga yang rontok ini

kerap dikumpulkan orang di pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau juga untuk

hiasan.

Berkhasiat Obat

Tanjung juga ternyata bermanfaat untuk kesehatan.  Air rebusan pepagan kulit batangnya

digunakan sebagai obat penguat dan obat demam. Rebusan pepagan beserta bunganya juga

digunakan untuk meringankan murus yang disertai demam.

Rebusan kulit pohon Tanjung berkhasiat untuk mengatasi sakit gigi dan menghilangkan nafas

berbau.  Caranya, air rebusan tersebut dijadikan obat kumur selama minimal empat hari

berturut-turut.  Air rebusan tersebut juga berguna untuk mencuci luka.

Daunnya juga menyimpan banyak manfaat.  Daun Tanjung yang segar dapat digunakan

sebagai tapal obat sakit kepala dengan cara digerus halus.

Daun Tanjung bisa dirajang sebagaimana tembakau lalu dicampur sedikit serutan kayu

secang dan dilinting dengan daun pisang tua. Ramuan ini kemudian dihisap seperti rokok

untuk mengobati sariawan mulut.

Akarnya yang dicampur dengan cuka dapat digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan.

Kulit akarnya ini mengandung banyak tanin dan sedikit alkaloid yang tidak beracun.

Pengharum

Buah Tanjung juga dapat dimakan. Saat masih muda, buah Tanjung berwarna hijau dan jika

sudah masak akan berwarna kuning kemerahan. Rasanya manis dan agak sepat.

Bunga Tanjung banyak dimanfaatkan sebagai pengharum. Untuk mengharumkan ruangan,

caranya dengan meletakan segenggam bunga tanjung di dalam ruangan.

Sedangkan sebagai aroma terapi, ambil segenggam bunga Tanjung lalu rebus dalam 4 liter air

hingga mendidih.  Lalu campur dengan air dingin hingga suhunya suam-suam kuku. 

Campuran tersebut digunakan untuk mandi, maka tubuh Anda akan wangi dan

kehangatannya akan membuat pikiran terasa nyaman.

Untuk mewangikan rambut, rendam bunga tanjung di dalam minyak kelapa lalu dilumurkan

ke rambut.

Sifat-sifat Kayu

Kayu Tanjung bersifat padat, berat, dan keras. Biasa dimanfaatkansebagai bahan pasak dalam

pembuatan perahu, tangkai tombak dan tangkai perkakas lain, almari dan mebel, serta untuk

tiang rumah.  Juga baik untuk dijadikan bahan ukiran, patung, penutup lantai, jembatan, serta

untuk bantalan rel kereta api.

Kayu Tanjung tergolong kayu yang mudah dikerjakan dengan hasil yang amat baik. Ia dapat

diserut, dibor, dilubangi persegi, dan diamplas dengan hasil yang sangat baik, serta dibentuk

dan dibubut dengan hasil yang baik hingga sangat baik.

Kayu teras Tanjung berwarna coklat tua, sedangkan warna kayu gubalnya lebih muda dengan

batas-batas yang jelas. Teksturnya halus dan merata, dengan arah serat lurus, agak

bergelombang, atau sedikit berpadu. Berat jenis kayu tanjung berkisar antara 0,92 – 1,12

(rata-rata 1,00), dan termasuk kelas kuat I.

Keawetan kayu tanjung termasuk dalam kelas I-II. Daya tahan kayu tanjung terhadap jamur

pelapuk kayu termasuk kelas II, sementara terhadap rayap kayu kering termasuk kelas IV

(tidak awet, red). Dalam pada itu, keterawetannya tergolong sedang.

Sayangnya, kayu tanjung tidak mudah dikeringkan dengan hasil yang baik. Sebab, apabila

dikeringkan, kayu ini cenderung melengkung, pecah ujung, dan retak-retak permukaannya.

Tanjung dan Masyarakat Jawa

Tanjung juga menempati posisi tersendiri di tengah masyarakat Jawa. Pohon Tanjung adalah

salah satu pohon yang banyak ditanam di pekarangan rumah beradat Jawa, selain beringin,

gayam, sawo kecik, asem, kemuning, keben dan kepel.

Konon nama Tanjung adalah paduan kata “ta” dan “jung”. “Ta” berasal dari kata tandha, dan

“jung” diartikan sebagai ajhunjhung. Paduan kedua kata tersebut menyiratkan ajakan kepada

semua orang untuk selalu menjunjung tinggi ajaran agama.

Manfaat Lingkungan

Tanjung merupakan salah satu jenis tanaman pohon yang cukup prospektif untuk

dipergunakan dalam program pengembangan hutan kota, karena memiliki multi fungsi.

Tanjung bermanfaat sebagai peneduh.  Luas keteduhan yang dapat dinaungi mencapai 125

meter persegi tergantung usia pohon. Buah tanjung yang bisa dimakan itu juga menarik

perhatian burung.

Walaupun kemampuan pohon tanjung dalam menyerap unsur pencemar timbal (Pb) relatif

rendah, tetapi pohon ini tidak mudah rusak oleh pencemaran udara. Tanjung juga  baik untuk

meredam suara dan debu.

Klasifikasi ilmiah Tanjung

Kerajaan : Plantae

Ordo : Ericales

Famili : Sapotaceae

Genus : Mimusops

Spesies : Mimusops elengi

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_(pohon)

No comments:

Post a Comment